kain-ulos
KAIN

Kain Ulos: Sejarah, Macam-Macam & Fungsi

Ulos termasuk busana turun-temurun yang telah dikembangkan masyarakat Batak, Sumatera Utara. Sementara untuk pembuatan kain Ulos hampir sama dengan membuat songket khas Palembang, karena sama-sama menggunakan alat tenun dan tidak menggunakan mesin.

Untuk bahan kain Ulos dan warna dominan pada kain Ulos yaitu hitam, merah, kuning dan putih dengan hiasan benang perak maupun emas.

Pada awalnya kain Ulos digunakan pada selendang maupun sarung saja. Akan tetapi sekarang sudah banyak dijumpai di berbagai produk sarung bantal, souvenir, pakaian, ikat pinggang, dasi, gorden, dompet maupun yang lainnya. Mari mengenal bahan satu ini dari ulasan Kainpusat ..

Sejarah Kain Ulos

sejarah-kain-ulos

Pada mulanya Ulos digunakan sebagai selendang, yang mana hal ini melambangkan sebagai ikatan kasih sayang orang tua kepada anak-anaknya maupun antara seseorang dengan orang lain.

Hal ini sesuai pada filsafat Batak yaitu” ijuk pengihot ni hodong” artinya bahwa ijuk pengikat pelepah di bagian batang dan untuk Ulos pengikat kasih sayang antar sesama.

Setiap Ulos mempunyai keadaan, sifat, fungsi maupun hubungan dengan hal tertentu. Ada 3 unsur yang paling mendasar pada kehidupan manusia yaitu nafas, darah dan panas.

Untuk dua unsur yang terdahulu yaitu pemberian Tuhan dan untuk unsur yang ketiga tidaklah sedemikian. Pada kalangan orang Batak seringkali terdengar glossy yang memiliki arti memberi Ulos.

Kepercayaan orang Batak apabila Tondi perlu di Ulos, maka kaum lelaki yang memiliki jiwa keras mempunyai sifat kepahlawanan dan kejantanan.

Sementara untuk orang perempuan memiliki sifat-sifat ketahanan dalam melawan kemandulan atau guna-guna. Ada beberapa aturan yang harus dipatuhi sehingga orang lain tidak boleh asal mangulosi saja.

Orang tua hanya diperbolehkan mengulosi anak, namun anak tidak diperbolehkan untuk mengulosi orang tua.

Hal ini bisa disimpulkan bahwa prinsip kerabatan Batak yang disebut sebagai Dalihan Na Tolu terdiri dari unsur-unsur Hula Hula Boru dan Dongan Sabutuha. Bagi seorang barusan tidak dibenarkan untuk mengurusi hula-hula nya.

Untuk Ulos yang diberikan yaitu dalam mengulos tidak diperbolehkan dilakukan secara sembarangan, baik itu dari segi cara membuatnya atau yang lainnya.

Misalnya Ulos ragidup yang nantinya diberikan pada orang baru, maka akan melahirkan anak sulungnya harus memenuhi syarat-syarat tertentu yaitu Ulos Sinagok.

Pada zaman dahulu nenek moyang pada suku Batak hidup di daerah pegunungan. Mayoritas kebiasaan dari nenek moyang yaitu bekerja di ladang supaya terbiasa untuk melawan cuaca yang sangat dingin.

Oleh sebab itulah Ulos mulai dibuat dan diartikan sebagai selimut yang mampu menghangatkan tubuh sekaligus melindungi diri dari terpaan udara yang cukup dingin karena bahan kain Ulos sangat hangat.

Menurut dari leluhur suku Batak, sumber kehangatan itu ada tiga yaitu api, matahari dan Ulos.

Dari ketiganya leluhur menganggap bahwa sumber kehangatan yang paling nyaman digunakan untuk kehidupan sehari-hari yaitu Ulos.

Pada awalnya Ulos memiliki fungsi sebagai penghangat untuk tubuh. namun lama-lama Ulos digunakan para tetua adat.

Baca juga: Bahan Kain Wolfis

Karakteristik Kain Ulos

karakteristik-kain-ulos

Bagi Anda yang bukan suku Batak, tentu akan sedikit merasa kebingungan untuk mengetahui karakteristik atau ciri dari kain Ulos. Padahal jenis kain bersejarah ini memiliki karakteristik yang sangat mudah dikenali. Berikut ini karakteristik kain Ulos yang bisa Anda ketahui:

1. Dapat menyerap keringat

Kain Ulos terbuat dari bahan yang dapat menyerap keringat, sehingga menjadikan siapapun yang menggunakannya dapat merasakan kenyamanan karena tidak akan terasa gerah meskipun dikenakan pada saat cuaca panas.

2. Kain tidak bau

Berbeda dengan jenis kain yang lainnya yang mana kain Ulos tidak memberikan bau, karena bahan kain Ulos yang digunakan. Sehingga sangat cocok bagi Anda yang tidak menyukai bau kain terutama pada saat melakukan pembelian yang baru.

3. Tidak mudah luntur

Bahan kain Ulos tidak mudah luntur pada saat dicuci maupun saat dijemur dibawah sinar matahari. Meskipun Anda mencucinya berkali-kali, namun Anda bisa melihat bahwa bahan kain Ulos memiliki serat yang tidak akan luntur dan tidak mengalami perubahan warna.

4. Warna dasar

Kain Ulos sudah terkenal sebagai warna dasarnya yang sangat tegas. Untuk warnanya yaitu seperti hitam, merah dan putih.

Baca Juga: Kain Wol

Fungsi Kain Ulos

fungsi-kain-ulos

Untuk fungsi dari kain Ulos sangatlah beragam dan hal ini bisa Anda lihat dari segi jenis dan bahan kain Ulos itu sendiri. Bagi Anda yang ingin mengetahui fungsi dari kain ulos, simak ulasan berikut:

1. Untuk acara adat Batak Toba

Kain Ulos memiliki fungsi untuk dikenakan pada saat acara adat Batak Toba, ada juga acara lain seperti selamatan hamil 7 bulan, upacara untuk menempati rumah baru dan selendang cucu yang baru lahir.

Untuk acara tersebut biasanya kain ulos yang digunakan yaitu Bintang Maratur Sunting.

2. Untuk acara kedukaan

Ada beberapa kain Ulos yang wajib dikenakan pada saat menghadiri acara kedukaan yang dijadikan sebagai selendang.

Untuk jenis kain Ulos yang digunakan yaitu seperti Ulos Bolean Sunting, Ulos Padang Ursa, Ulos Mangiring Sunting, Ulos Pinahan Lobu Lobu yang dijadikan sebagai selendang dan talitali.

3. Sebagai kado pengantin

Kain Ulos juga dapat dijadikan sebagai kado pengantin yang sedang merayakan acara pernikahan adat Batak. Selain itu kain Ulos juga bisa dikenakan untuk ikatan gendongan atau parompa. Jenis kain Ulos yang digunakan yaitu seperti Ragi Hotang.

4. Untuk gadis Batak

Kain Ulos jenis Ragi Huting juga memiliki fungsi untuk gadis Batak yang pada umumnya dililitkan pada bagian dada. Orang tua pun juga dapat mengenakan pada saat bepergian.

Baca Juga: Bahan Kain Rajut

Cara Membuat Kain Ulos

cara-membuat-kain-ulos

Langkah-langkah untuk membuat kain Ulos yaitu seperti berikut ini:

1. Pembuatan benang

Proses pertama yang harus dilakukan yaitu dengan pembuatan benang menggunakan alat “sorha”. Alat ini akan mempermudah permintai dalam membentuk keseragaman ukuran.

2. Proses pewarnaan

Bahan kain Ulos yaitu benang yang dipintal dari bahan kapas. Pada awalnya benang berwarna putih dan dilakukan proses untuk mendapatkan warna merah. Untuk mendapatkan warna hitam dilakukan Manshop dan untuk bahan pewarna lain bisa didapatkan dari bahan daun-daunan sebagai fermentasi supaya bisa menghasilkan warna sesuai keinginan.

3. Gatip

Grafis dengan motif khusus bisa dijumpai ketika benang diuntal pada ukuran standar. Pembuatannya dilakukan sebelum pewarnaan dilakukan. Benang awalnya berwarna putih kemudian diikat menggunakan bahan pengikat berupa daun serai atau serat.

4. Unggas

Unggas merupakan proses pencerahan benang yang di toolbar atau di Shop warnanya akan sedikit kusam, namun dapat memberikan hasil yang lebih terang. Sebelumnya benang dilumuri nasi yang dilumatkan lalu digosok menggunakan kuas bulat yang terbuat dari ijuk.

5. Proses penguraian

Apabila benang sudah selesai diunggah selanjutnya yaitu proses penguraian. Supaya lebih memudahkan, benang di Huhull digulung dengan bentuk bola.

6. Tonun

Tenun atau tenun adalah proses untuk membentuk benang yang sudah dilakukan proses penguraian menjadi sehelai Ulos.

7. Sirat

Ini merupakan proses terakhir yang menjadikan Ulos menjadi bentuk kutub sementara untuk hiasan pengikat Uulos dibentuk dengan Motif Gorga.

Makna Warna Kain Ulos

makna-warna-kain-ulos

Kain ulos tidak hanya memiliki fungsi simbolik sebagai aspek kehidupan suku Batak saja, akan tetapi Ulos juga menjadi bagian yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan suku Batak.

Bagi adat Batak mangulosi menjadi suatu hal yang sangat penting yang tidak hanya sekedar memberikan hadiah biasa.

Hal ini dikarenakan ritual mengolah memiliki arti yang sangat mendalam berdasarkan dari warna bahan kain Ulos, yaitu:

  • Warna putih memberikan arti sebagai kejujuran dan kesucian.
  • Warna merah memberikan arti sebagai jiwa pemberani dan kepahlawanan.
  • Warna kuning memberikan arti sebagai kesuburan atau kaya.
  • Warna hitam memberikan arti sebagai lambang duka.

Macam-Macam Kain Ulos

macam-macam-kain-ulos

Penting untuk Anda ketahui bahwa kain Ulos yang bisa Anda jumpai pada suku adat Batak tidak hanya terdiri dari 1 atau 3 macam saja. Akan tetapi ada banyak sekali macam dan bahan kain Ulos yang bisa Anda ketahui pada ulasan berikut ini:

1. Ulos Padang Ursa

Untuk macam kain Ulos yang pertama yaitu Ulos Padang Ursa. Jenis kain Ulos ini sering digunakan sebagai selendang maupun tali-tali dalam suatu acara adat suku Batak.

2. Ulos Mangiring

Ulos mangiring seringkali digunakan untuk talitali, selendang dan nantinya diberikan pada anak cucu yang baru saja lahir, khususnya untuk anak pertama yang mempunyai tujuan dan maksud sebagai simbol besarnya keinginan supaya anak diiringi dengan kelahiran anak seterusnya.

3. Ulos Bintang Maratur

Ulos jenis ini seringkali digunakan pada saat suku Batak mengadakan acara-acara adat Batak Toba misalnya seperti memasuki rumah baru dan acara selamatan 7 bulan.

4. Ulos Antak-Antak

Kain ulos Antak-Antak ini seringkali dikenakan sebagai selendang. Kebanyakan dikenakan oleh orang tua pada saat menghadiri acara duka atau melayat orang yang meninggal dunia.

Tidak hanya itu saja ternyata kain Ulos ini juga dikenakan sebagai salah satu kain yang dililitkan ketika digunakan untuk menari atau acara manortor.

5. Ulos Bolean

Dibalik dari bahan kain Ulos yang tidak luntur meskipun berkali-kali dicuci ternyata Ulos Bolean juga dapat dijadikan sebagai selendang pada saat menghadiri acara duka.

Jenis kain Ulos ini diberikan kepada pihak anak yang sedang kehilangan orang tuanya. Untuk menghilangkan rasa atau duka supaya anak yang kehilangan orang tua bisa tabah dalam menghadapinya.

6. Ulos Ragi Huting

Ulos Ragi Huting sudah banyak digunakan pada zaman dahulu sebelum Negara Indonesia merdeka. Namun sayangnya Ulos Ragi Hunting saat ini sudah sangat jarang dijumpai atau dipakai.

Pada zaman dahulu jenis kain Ulos ini digunakan oleh anak gadis untuk dijadikan sebagai pakaian harian yang dililitkan pada bagian dada.

Pemakaian dari Ulos Ragi Hunting di bagian dada ini untuk menunjukkan ini bahwa seorang putri atau gadis tersebut merupakan grup gadis Batak Toba perawan yang beradat.

7. Ulos Pinan Lobu-Lobu

Jenis kain Ulos Pinan Lobu-Lobu ini digunakan sebagai selendang pada saat menghadiri berbagai acara.

Baik itu digunakan untuk anak-anak, dewasa, gadis maupun orang tua.

8. Ulos Ragi Hotang

Ulos Hutang akan diberikan kepada pihak sepasang pengantin yang baru saja melaksanakan pesta adat.

Kain ini pun juga seringkali disebut sebagai Ulos Hela yang memiliki arti bahwa orang tua dari pihak pengantin perempuan sudah menyetujui putrinya untuk diperistri atau dipersunting oleh laki-laki yang disebut menantu.

Dalam pemberian kain Ulos Hutang ini akan selalu disertai sarung menantu atau Mandar Hela yang mana hal ini menunjukkan bahwa pihak laki-laki tersebut tidak diperbolehkan untuk berperilaku seperti anak laki-laki lajang.

Namun harus berperilaku sebagaimana orang tua. Oleh sebab itu sarung tersebut harus dikenakan dan terus dibawa pada saat mengikuti kegiatan adat.

9. Ulos Pinuncaan

Ulos Pinuncaan ini terdiri dari bagian yang ditenun sebanyak 5 bagian dan terpisah. Setelah itu disatukan dengan tampilan yang lebih rapi sehingga akan membentuk satu Ulos. Untuk kegunaannya yaitu seperti berikut

  • Dikenakan di berbagai keperluan acara sukacita, duka cita maupun acara adat yang disandang atau dipakai oleh raja-raja adat.
  • Dikenakan oleh rakyat biasa pada saat memenuhi beberapa pedoman misalnya seperti pesta upacara adat atau perkawinan yang dipakai tuan rumah.
  • Ketika pesta besar dalam kelompok istri golongan hula-hula, jenis kain Ulos ini nantinya akan dililit atau dipakai sebagai kain oleh tuan rumah.
  • Memiliki fungsi sebagai Ulos Passamot dalam acara pernikahan atau perkawinan. Sementara kain-kain Ulos jenis ini nantinya akan diberikan oleh pihak orang tua dari pengantin perempuan kepada orang tua dari pengantin pria sebagai salah satu simbol bahwa mereka sudah resmi menjadi saudara dekat.

10. Ulos Sibolang Pamontari

Ulos sibolang pamontari dikenakan apabila sedang menghadiri acara suka duka atau duka cita sebagai tanda menghargai orang dewasa yang telah meninggal namun belum memiliki cucu.

Selain itu Ulos Sibolang Pamontari juga dikenakan sebagai Ulos Tujung yang ditujukan pada duda atau Janda yang mana hal ini ini berarti pada laki-laki yang telah ditinggal mati istrinya dan untuk pihak perempuan ditinggal mati oleh suaminya.

Ketika peristiwa duka cita ini, maka Ulos digunakan sebagai simbol atau menunjukkan bahwa orang yang bersangkutan merupakan keluarga dekat dari pihak orang yang telah meninggal dunia.

11. Ulos Tutur-Tutur

Ulos Tutur-Tutur ini seringkali digunakan sebagai ikat kepala atau talitali yang digunakan sebagai selendang atau handehande yang mana Ulos Tutur Tutur ini diberikan pihak orang tua kepada keturunannya atau kepada anak-anaknya.

12. Ulos Tumtuman

Tumtuman ini dipakai sebagai tali yang memiliki motif dan sebagai tanda bahwa penggunannya merupakan anak pertama atau anak tuan rumah atau hasu hutan.

13. Ulos Ragi Pakko

Ulos jenis ini di pakai untuk sebagai selimut di zaman dahulu dan sebagai penghantar wanita yang berasal dari keluarga kaya untuk membawa 2 ragi sebagai selimut sehari-harinya.

Oleh sebab itulah jika nantinya sudah tua dan meninggal maka akan Ulos ini akan menggunakan dan ditambah dengan Ulos yang lainnya yaitu Ragi Pakko yang memiliki warna hitam seperti Pakko.

14. Ulos Ragi Harangan

Ulos Ragi harangan di zaman dahulu dijadikan sebagai selimut untuk keluarga yang tergolong sebagai keluarga kaya.

Namun apabila orang tua telah meninggal dunia maka Ulos Ragi Harangan ini akan dihapuskan atau di selimutkan, kemudian dibentangkan pada jasad ditambah dengan kain Ulos yang lainnya seperti Ulos Ragi Pakko karena kedua kain Ulos ini memiliki warna yang sama yaitu hitam.

15. Ulos Saimarinjam Sisi

Bahan kain Ulos jenis ini sangatlah kuat dan sering digunakan dan difungsikan untuk kain melengkapi Ulos Pinuncaan yang disandang pada perlengkapan adat Batak sebagai mendahului di depan atau panjoloani.

Sementara yang menggunakan Ulos adalah orang yang berada di bagian paling depan.

16. Ulos Suri-Suri Ganjang

Jenis kain Ulos Suri Suri Ganjang ini dikenakan sebagai selendang atau hande hande dalam waktu menari pada lantunan musik khas Batak.

Tidak hanya itu saja kain ulos ini juga digunakan pada pihak orang tua dari istri untuk memberikan berkat kepada pihak keturunannya. Hal ini juga disebut sebagai berkat atau Ulos Gabe Gabe.

17. Ulos Simpar

Pada umumnya Ulos Simpar memiliki fungsi sebagai selendang dan dikenakan para ibu-ibu pada saat mengikuti pelaksanaan di berbagai jenis acara adat istiadat yang mana untuk kehadirannya hanya sebatas undangan biasa saja.

Hal ini seringkali disebut sebagai Panu Roti atau pihak yang meramaikan saja.

18. Ulos Sibunga Umbasang

Kegunaan atau fungsi dari kain Ulos Sibunga Umbasang ini sama dengan jenis kain Ulos Simpar, yaitu sama-sama dijadikan sebagai selendang.

Bahan kain Ulos yang sangat nyaman, bisa diaplikasikan pada jenis pakaian yang sedang dikenakan.

19. Ulos Sitolu Tuho

Ulos Sitolu Tuho memberikan lambang sebagai kekerabatan orang Batak. Sementara jenis Ulos itu sendiri memiliki arti tiga cabang dan Tohu berarti cabang pohon.

Keistimewaan dari kain Ulos ini bisa dilihat dari bahan kain ulos dan Motif Gorga nya yang memiliki Tolu TuHo. Jenis Ulos ini memberikan gambaran sebagai simbol kekerabatan bagi orang Batak.

Harga Kain Ulos

harga-kain-ulos

Apabila Anda tertarik untuk melakukan pembelian kain Ulos maka Anda tidak perlu mengeluarkan dana yang sangat besar.

Sementara untuk masing-masing bahan kain Ulos dibanderol dengan harga yang tidak sama.

Cukup dengan mengeluarkan budget kisaran Rp 25.000 hingga Rp1.000.000 maka Anda sudah bisa mendapatkan kain Ulos khas Batak.

Karena banyaknya jenis yang dimiliki oleh kain Ulos, maka Anda harus bisa menentukan jenis kain Ulos seperti apa yang hendak Anda beli, misalnya untuk lilit di bagian kepala, sebagai selendang, sebagai lilitan di pinggang dan yang lainnya, semua ini tergantung pada jenis kain Ulos itu sendiri.

Harga yang ditawarkan oleh kain ulos sangat bervariasi karena kain ulos mempunyai proses pembuatan yang berbeda, motif yang dimilikinya dan untuk bahan kain Ulos pun juga tidak sama.

Untuk bisa mendapatkan kualitas kain Ulos, Anda hanya cukup mengeluarkan uang di atas Rp300.000. Dengan mengeluarkan dana di atas Rp300.000 maka Anda sudah bisa mendapatkan kualitas bahan kain Ulos yang sangat bagus

Kelebihan Kain Ulos

kelebihan-kain-ulos

Kain Ulos memiliki kelebihan yang pantas untuk dikagumi oleh masyarakat suku Batak maupun masyarakat lain yaitu seperti berikut ini:

  • Terbuat dari bahan yang sangat kuat, sehingga mampu bertahan dalam waktu yang cukup lama.
  • Memiliki perawatan yang sangat mudah sehingga tidak menyulitkan pemiliknya.
  • Kain ulos mudah didapatkan.
  • Memiliki warna yang tidak luntur meskipun sering dicuci atau dijemur dibawah sinar matahari.
  • Kain Ulos memiliki kain yang bagus dan tidak akan terlihat kusut meskipun tidak disetrika.

Kekurangan Kain Ulos

kekurangan-kain-ulos

Kekurangan yang dimiliki oleh kain Ulos yaitu:

  • Saat di dikenakan kulit terasa gatal.
  • Seringkali membuat tubuh gerah karena bahan kain Ulos yang panas.

Pada mulanya Ulos memiliki fungsi sebagai penghangat badan. Namun ternyata kain Ulos juga mempunyai fungsi simbolis yang digunakan untuk hal-hal yang berhubungan dengan aspek kehidupan orang Batak. Dalam kehidupan orang Batak, Ulos tidak bisa dipisahkan sementara setiap Ulos memiliki makna sendiri-sendiri.

Panggil sadja Delisha ❤ Seorang muslimah yang sedang menjalani profesi sebagai penulis di Kainpusat ❤.

Artikel terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *